Monday, April 28, 2008

Kenalkan Anak pada Cerita Rakyat


Sayangnya ada beberapa cerita rakyat yang bersifat kontroversial karena dianggap tidak layak untuk anak sebut saja Sangkuriang. Cerita yang mengisahkan seorang anak jatuh cinta dengan Ibunya sendiri.
Kendati demikian, cerita rakyat tetap menjadi sarana pembelajaran bagi anak. Sebab itu orangtua perlu memperkenalkannya pada anak sedini mungkin. Melalui cerita rakyat, orangtua bisa menanamkan beragam nilai moral untuk menstimulasi kecerdasan sosialnya, misalnya manfaat bersikap jujur, setia kawan, bertanggung jawab, berusaha, takwa terhadap tuhan YME, dsbnya. Nilai-nilai yang disampaikan melalui tokoh-tokoh dalam cerita menjadikannya mudah diterima dan diserap oleh anak. Orang tua juga bisa mengenalkan anak pada pola bahasa, mengembangkan perbendarahaan kata, mendorong seni mendengar, dan melatih kemampuan visualisasi (menjadikan anak lebih kreatif). Selain itu juga melatih anak berpikir rasional dan praktis, menyelesaikan masalah, serta mengambil keputusan. Anak akan belajar melalui pengalaman yang dihantarkan melalui tokoh dalam cerita. Dikarenakan setiap daerah memiliki cerita rakyat sendiri, maka anak pun belajar mengenal khasanah budaya di Indonesia. Anak pun akan diperkenalkan pola kebiasaan manusia atau yang dinamakan tradisi. Namun sebelum orangtua mendongengkan cerita rakyat, sebaiknya teliti terlebih dulu memilih cerita yang tepat untuk si kecil. Berikut tips nya : 1. Cermati alur ceritanya, pilih yag sesuai dengan nilai-nilai yang akan diajarkan. 2. Sebaiknya sesuaikan materi cerita dengan tahapan usia anak, jika mengandung sedikit unsur roman sebaiknya tidak diceritakan pada anak usia di bawah 8 tahun. 3. Berikan cerita dalam bahasa yang baik. 4. Selipkan pengetahuan seputar kebudayaan dari cerita rakyat tersebut misalnya nama rumah adat, pakaian dan tarian tradisionalnya, dan sebagainya. Selain bahan cerita yang menarik bagi anak, orangtua perlu dibekali pengetahuan teknik bercerita yang baik. Aplikasikan triknya di bawah ini : 1. Sertakan emosi saat membacakan cerita. Ditambah akting yang meyakinkan sehingga anak dapat ikut menghayati jalan ceritanya. 2. Bedakan mimik, ucapan, dan nada suara untuk mengidentikkan diri dengan tokoh dalam cerita. Variasikan kecepatan, irama suara sesuai kebutuhan teks. Misalnya untuk membangun ketegangan-ketegangan. Lakukan secara wajar karena jika berlebihan, yang diingat anak justru suara Anda dan bukan ceritanya. 3. Lakukan kontak mata dengan anak. Ciptakan suasana yang nyaman baginya misalnya dengan bercerita sambil memeluk anak. 4. Ajukan pertanyaan pada anak untuk mengetahui apakah cerita yang kita sampaikan benar-benar diperhatikan. Doronglah anak untuk bertanya dan mengomentari cerita tersebut dan tanyakan kembali isi cerita tersebut kepada anak. Evaluasi terus cara kita mendongeng, bisa juga didiskusikan dengan anak.

0 comments:

Advertisement

free counters
 

Copyright 2008 All Rights Reserved LIQUID LOVEcratcretcrot