Peran ayah sangat berpengaruh pada masa pertumbuhan anak terutama pada usia
emas yaitu lima tahun pertama. Anak akan belajar mengenai pola pikir
pendidikan yang diberikan ayahnya. Kedekatan seorang ayah pada anaknya salah
satunya juga dapat meningkatkan kepecayaan diri, kekuatan mental, dan
keberanian dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Pertumbuhan psikologis anak sangat berpengaruh pada pola asuh orangtua.
Bagaimana keduanya bersikap dan saling mendukung terhadap pertumbuhan
perkembangan anak. Ayah yang baik dapat bersikap lebih mendisplinkan pola
aturan yang diajarkan ke anak. Dalam arti lebih menekankan aturan
nilai-nilai norma, pemahaman, dan keberanian. Demikianlah yang dikatakan Dr.
Inneke Limuria M,Si, salah seorang psikolog dari Psiko Medika Holistika
Center.
Setiap hari selain berkomunikasi antara ibu dan anak, anak juga bisa
berkomunikasi dengan ayahnya lewat telepon disela kesibukan bekerja.
Komunikasi yang dilakukan dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan
disela anaknya sedang bersantai dirumah. Misalnya si ayah bisa memberikan
pertanyaan kepada si anak, tadi disekolah belajar apa? atau di sekolah
bermain apa? Pertanyaan-pertanyaan sederhana membuat kelancaran dan
keterbukaan anak dengan ayah serta memberikan semangat untuk lebih berkreasi
lagi di sekolah.
Berikan Pujian dan Reward
Sebaiknya untuk memotivasi anak agar giat belajar, berikan reward berupa
hal-hal yang berguna buat anak. Hindari mendidik anak yang semata-mata
tujuannya mencapai sesuatu yang diinginkan orangtua karena dasar materi.
Pemberian pujian merupakan salah satu reward yang membuat anak lebih
bersemangat.
Kita bisa membuat bentuk reward secara bertahap untuk mencapai tujuan
keberhasilan anak tanpa mendidik anak secara langsung karena materi.
Misalnya, bila mencapai peringkat lima besar, secara bertahap anak diberikan
pujian, kecupan kasih sayang bila nilai ulangan atau pekerjaan sekolahnya
baik.
Begitu juga saat mendekati ujian pertengahan sekolah. Katakan, setelah ujian
dan sukses hasilnya, bisa berlibur ke pantai. Di tempat rekreasi itu, si
buah hati tidak hanya melihat-lihat laut tetapi juga mendapatkan patkan
pelajaran berarti, memperkenalkan anak pada dunia laut.
Dan saat ujian kenaikan kelas kita bisa memberikan reward akan memberikan
hadiah paling disukai anak kita yang tentunya merupakan reward mendidik.
Pengaruhnya seperti yang sudah dijelaskan di atas, akan dapat mengajarkan
anak melakukan sesuatu karena pamrih. Kurang ada ketulusan dalam
melakukannya tanpa kita sadari. Begitu juga dengan menghukum atau memarahi
anak sebenarnya tidak ada larangan selama memang terbukti anak itu bersalah
dan dalam batas yang wajar.
Tapi harus diingat, memotivasi anak dengan kelembutan, kesabaran bisa dalam
bentuk bermain lebih mendidik anak untuk lebih terpacu belajar. Orangtua
juga tidak bisa mengabaikan bagaimana karakteristik keperibadian anaknya.
Bila si anak pemarah atau penakut, nantinya ia akan kesulitan mengendalikan
emosional dalam dirinya.
Memotivasi anak belajar bisa dengan cara belajar sambil bermain. Berikan
suasana belajar anak senyaman mungkin sehingga anak merasa belajar itu
menyenangkan. Atau dengan reward sederhana, seperti kalau sudah selesai
mengerjakan tugas sekolah sang ayah dapat menjanjikan bermain
pesawat-pesawatan, atau yang lainnya.
Komunikasi
Dari masih anak di kandungan, bentuk kasih sayang dari orangtuanya sudah
tentu akan dirasakan anaknya. Belaian kelembutan, komunikasi itu juga salah
satu hal yang membuat orangtua dan anak nantinya akan menjadi lebih dekat.
Komunikasi yang selalu terjalin merupakan jalan anak belajar terbuka. Dari
sini orangtua juga dapat mempelajari karakteristik kepribadian anak. Ibu
juga dapat memberikan informasi kepada ayahnya mengenai perilaku anaknya
sehari-hari. Informasi yang diberikan merupakan bentuk komunikasi bagaimana
cara mengarahkan dan memotivasi anak mencapai hasil yang diinginkan.
Pola didikan yang diharapkan anak tentunya pola pendidikan yang membuatnya
merasa nyaman menjalani aktivitas yang ada. Kenyamanan itu didapat dari
lingkungan terdekat yang selalu mendukung segala aktivitasnya. Aturan-aturan
atau norma-norma yang diajarkan sebisa mungkin tidak menghambat anak
berekspresi sesuai keinginannya.
Aturan dan norma yang diajarkan ayah pada anaknya haruslah lebih fleksibel.
Tidak membuat anak bergantung pada ayah tapi lebih membuatnya mandiri
menjalani aktivitas kesehariannya. Dengan banyak memberikan pendidikan
androgini, memberikan pendidikan atau ketrampilan kepada anak tidak harus
berdasarkan jenis kelamin laki-laki atau perempuan, mereka harus dianggap
sama.
Anak harus dibekali tugas-tugas kemandirian dan menanamkan sifat androgini
sejak masih kanak-kanak. Mengikuti kegiatan pramuka akan dapat menanamkan
sifat androgini pada anak dan anak menjadi mandiri.
Pada umumnya keterbatasan waktu karena sibuk bekerja menjadikan orangtua
tidak sempat menanamkan sifat androgini pada anak di rumah. Hal ini biasanya
membuat orangtua terobsesi dengan pendidikan formal tanpa memperhatikan
perkembangan jiwanya. Padahal perkembangan jiwa soaial sangat diperlukan
agar anak-anak mampu mengembangkan sifat androgini yang ada dalam dirinya.
Sekolah dapat menerapkan pendidikan atau sifat androgini yang ada dalam
dirinya melalui kegiatan sehari-hari, tetapi juga harus tetap didukung
lingkungan rumah. Jadi sebaiknya tugas anak laki-laki dapat juga dikerjakan
anak perempuan, tergantung situasi dan kondisi. Jika bekal ini ada pada diri
si anak, maka ia akan dapat menghadapi kehidupan sesulit apapun.
Monday, April 28, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment